Siapa Orang Paling Penting?

"Seruni, jawab pertanyaanku dengan jujur, siapa orang yang paling penting buatmu?" Tanya Danang Aji.

"Ya kamu to mas...." Jawab Seruni manja.

"Hmmmmm...."gumam Danang Aji sambil tersenyum.

"Kok ekspresinya gitu mas?Emang buatmu siapa orang yang paling penting?Pasti bukan aku..."Kata Seruni dengan cemberut.

Sebelum Seruni tambah jengkel, Danang Aji buru-buru menjelaskan apa maksud responnya kepada Seruni.

"Orang yang paling penting buatku adalah orang yang sedang bersamaku saat ini...."

Seruni tersenyum senang.

"Karena saat ini kamu yang bersamaku, maka kamu adalah orang yang paling penting buatku. Tapi nanti saat aku bertemu orang lain, maka orang lain yang di hadapanku saat itulah orang yang paling penting buatku..." Kata Danang Aji.

"Lho kok gitu....berarti kamu tidak konsisten dong?" Sahut Seruni kembali jengkel.

"Ini bukan masalah konsisten atau tidak konsisten. Bukankah waktu yang kita miliki hanya saat ini saja?Jika saat ini, kamu adalah orang satu-satunya yang ada di hadapanku, maka kamu adalah orang paling penting buatku. Karena kamu orang paling penting, maka aku akan memperlakukanmu seperti orang penting. Ketika nanti dihadapanku ada orang lain, maka orang lain itulah yang menjadi orang paling penting buatku dan akan aku perlakukan mereka laiknya orang penting. Tidak hanya manusia, apapun baik hewan, tumbuhan atau benda yang sedang bersama kita saat ini adalah yang paling penting, sehingga aku juga akan memperlakukan mereka seperti hal yang paling penting. Lihat Sadana si penjual kain, ketika ia berjualan di pasar. Ia selalu memperlakukan orang yang ada dihadapannya sebagai orang yang paling penting. Maka ketika orang itu adalah pembeli, ia akan memperlakukan pembeli itu sebagai orang penting. Itulah mengapa dagangannya selalu laku. Namun ketika di hadapannya ada seorang pengemis, maka ia juga memperlakukan pengemis itu sebagai orang penting..."

Seruni manggut-manggut berusaha untuk memahami apa yang dikatakan Danang Aji.

"Coba kau lihat sekarang Seruni..Banyak orang yang tidak menganggap penting apa atau siapa yang ada di hadapannya. Ketika kamu berbicara dengan temanmu, reaksi rata-rata yang kamu dapatkan adalah temanmu justru sibuk bermain handphone. Banyak orang yang ketika diajak bicara, justru sibuk melakukan hal-hal lainnya. Ada pula yang pura pura mendengarkan kita bicara, namun batinnya sebenarnya tidak menganggap apa yang kau bicarakan sebagai hal yang penting buatnya. Banyak dari kita yang tidak menganggap penting siapa yang ada di hadapan kita saat ini. Ia malah menganggap lebih penting orang-orang yang tidak ada dihadapannya saat ini. Padahal hidup yang kita miliki hanya saat ini. Bisa jadi ini adalah pertemuan terakhir kita dengan mereka yang saat ini ada di hadapan kita.."Kata Danang Aji.

"Ketika kamu selalu menganggap siapapun atau apapun yang ada dihadapanmu saat ini sebagai orang penting, maka dimanapun dan kapanpun kamu akan menghargai semuanya. Dalam tradisi Jepang hal itu disebut Ichigo Ichie. Mereka yang masih memegang tradisi itu, selalu menyeduhkan teh hangat kepada siapapun yang ada di hadapannya, karena menganggap setiap momen saat ini selalu harus dirayakan dengan minum teh. Mengapa?Karena mereka menganggap setiap momen hanya terjadi sekali saja, tidak akan berulang. Semua akan berubah. Bisa jadi itu jadi momen terakhir pertemuan dengan orang di hadapannya. Maka ketika kamu menghargai segala sesuatu yang terjadi saat ini, dan menganggap penting segala sesuatu yang ada di hadapanmu, itu berarti kamu sedang merayakan momen saat ini dimana kamu masih hidup dan masih bisa bertemu dengan orang-orang yang ada di hadapanmu...." Lanjut Danang Aji.