Realitas - Part 2

Alam semesta yang anda lihat ibarat dunia yang penuh dengan cermin. Masing masing cermin saling memantulkan antara satu dengan lainnya. Cermin ibarat pikiran anda. Artinya dunia yang anda alami sekarang adalah hasil pantulan dari pikiran masing-masing manusia dan mahluk lainnya. Seperti sudah saya katakan sebelumnya, sebenarnya alam semesta dengan semua materi yang ada pada dasarnya hanya terdiri dari beragam getaran dengan frekuensi yang berbeda-beda. Bahkan masing-masing organ tubuh anda dibentuk dari frekuensi yang berbeda-beda. Analogi sederhananya seperti di atas : semua materi alam semesta adalah cermin antara satu dengan lainnya. 

Anda melihat orang di sebelah anda?Bukan. Orang di sebelah anda hanyalah getaran yang ditangkap oleh otak anda, dan dipancarkan menjadi bentuk materi yang anda kenali sebelumnya. Anda mengenalinya sebagai manusia karena anda sudah kenal dengan bentuk manusia. Jika anda tidak mengenal, maka bentuk bernama manusia tidak akan terbentuk. Anda mengenal gelas karena sebelumnya orang tua kita mengenalkan kepada kita bahwa benda kaca yang berbentuk tabung dengan atasnya berlobang, dan biasanya digunakan untuk minum bernama gelas. Demikian pula orang tua kita juga mengenal gelas karena diberitahu oleh kakek nenek kita, dan seterusnya. Alur ini berakhir pada si pencipta gelas pertama kali yang mengenalkan benda yang berbentuk tabung dengan atasnya berlubang yang ia sebut gelas. Si pencipta itu sebelumnya juga belum mengenal gelas. Saat si pencipta belum mengenal gelas, maka gelas tidak pernah ada di alam semesta. Gelas ada saat si pencipta menggabungkan komponen berupa kaca, dan ia bentuk seperti tabung dengan atasnya berlubang. Artinya, sebelum ada gelas, yang ada hanyalah materi pembentuknya saja. Dan materi pembentuknya lagi-lagi berasal dari alam semesta.

Jika anda memahami analogi gelas tadi, maka anda mungkin bisa memahami bagaimana kehidupan yang kita katakan sebagai realitas itu terbentuk. Anda mengenal saya dari tulisan saya. Bagi anda yang tidak mengenal saya, saya hanyalah kumpulan dari tulisan yang anda baca beserta isinya. Namun bagi anda yang mengenal saya secara langsung, maka bentuk saya akan berubah dari tulisan menjadi manusia biasa seperti manusia lainnya. Namun dari situ, anda bisa membentuk saya sesuai pikiran anda sendiri. Pikiran anda bisa membentuk saya sebagai orang bodoh yang sok spiritualis, bisa juga menganggap saya orang pinter seperti guru, bisa juga anda menganggap saya orang yang sok tahu, bisa juga orang yang keminter alias sok pintar, atau bisa juga orang netral yang hanya ingin berbagi. Semua terserah anda. Tidak ada yang salah dalam pikiran anda untuk membentuk sesuatu. Yang jadi masalah satu : semakin anda menganalisa segala sesuatu hal tentang saya, maka bentuk saya dalam pikiran anda akan semakin solid. Hal ini sama dengan bagaimana cara pikiran kita membentuk materi yang kita namakan sekarang sebagai realitas. Dunia anda pasti berbeda dengan dunia saya, dan itu ditentukan oleh bagaimana pikiran anda memandang segala hal di sekitar anda.

Maka jika segala sesuatu yang anda lihat, dengar, rasakan, baui, sentuh adalah cermin dari pikiran anda, anda akan tahu jika yang dinamakan sunyata adalah ketika semuanya menjadi tidak ada dan berhenti. Tidak ada di sini bukanlah kosong, namun sekaligus isi, bahkan padat. Sunyata tidak bisa diceritakan karena ketika sunyata diceritakan, maka itu adalah produk pikiran. Ketika semua pikiran anda berhenti, di situlah sunyata. Ketika semua produk pikiran berhenti, otomatis dunia anda yang semuanya dibentuk oleh pikiran anda juga akan berhenti. 

Cukup di sini dahulu. Cobalah dipahami dahulu, dirasakan, dan coba dialami. Nanti di lain waktu saya akan mencoba membahasnya lagi, walau sunyata tidak bisa dibahas. Namun paling tidak, harapan saya, ini bisa menjadi petunjuk kecil bagi perjalanan anda mencapai sunyata atau paling tidak sedikit memahami kehidupan dan alam semesta yang sebenarnya bukanlah realitas sesungguhnya..