Satu Kata

Seorang murid mengatakan kepada gurunya jika ia memutuskan untuk menyendiri dan bermeditasi di sebuah pulau terpencil di tengah lautan. Ia ingin fokus untuk secepat mungkin mengalami pencerahan dan merealisasikan sunyata. Sang guru pun mengijinkan muridnya untuk mewujudkan keinginannya. Jadilah sang murid bermeditasi di tengah kesunyian di sebuah pulau yang tidak dihuni satupun manusia. Secara berkala sang guru menyuruh seorang murid lain untuk mengantarkan makanan dan kebutuhan sang murid di pulau tersebut.

Tak terasa empat tahun telah berlalu. Suatu hari si murid bahagia bukan kepalang karena telah mendapatkan pencerahan dan berhasil merealisasikan sunyata. Betapa gembiranya ia. Dan ketika murid utusan gurunya datang membawa bahan makanan, murid tercerahkan itupun menitipkan pesan kepada gurunya akan pencapaiannya memperoleh pencerahan dan telah merealisasi sunyata. Pesan itupun disampaikan kepada sang guru. Dan sang guru kemudian mengirimkan pesan balasan dalam secarik kertas kepada si murid. Alangkah senangnya si murid menerima pesan balasan sang guru. Ia membayangkan gurunya tersenyum bahagia dan senang dengan pencapaian dirinya. Namun ketika membuka pesan balasan sang guru, ia hanya menemukan sebuah kata, "Goblok!". Alangkah terkejut dan kecewanya sang murid menerima pesan sang guru. Ia pun berpikir mungkin karena sudah tua, guru kurang paham dalam menerima pesannya. Ia pun kembali menitipkan pesan yang sama kepada gurunya melalui murid yang membawa makanan. Pesan balasan kedua datang dari gurunya melalui secarik kertas. Ketika dibuka, lagi lagi isinya, "Goblok!". Ia pun mulai heran dengan balasan gurunya dan menitipkan pesan ketiga kepada gurunya. Lagi lagi jawaban yang didapatnya adalah secarik kertas dengan tulisan, "Goblok!". 

Naik pitamlah si murid mendapati tiga pesan gurunya. "Dasar guru bodoh. Tidakkah ia paham betapa besar pencapaiannya selama bermeditasi dengan kekhusyukan selama empat tahun ini? Mengapa guru justru meremehkannya?". Dengan amarah, ia pun bergegas menyeberang laut menuju daratan dan menemui gurunya sendiri serta mengklarifikasi pesan balasan dari gurunya. 

Ketika di depan gurunya, sang murid marah dan membanting tiga kertas balasan berisi kata "Goblok" di depan sang guru.

Sang guru terkekeh dan berkata, "Benar bukan apa yang aku bilang?Goblok adalah satu kalimat yang menggambarkan dirimu saat ini. Kamu berkata telah mencapai pencerahan dan merealisasi sunyata, namun pencerahanmu dan sunyatamu dikalahkan hanya dengan satu kata " Goblok". Dan lebih gobloknya lagi, kamu memilih meninggalkan meditasi serta kesunyianmu dan buru-buru menyeberang lautan hanya untuk sebuah kata 'Goblok'...."

Menyesal-lah sang murid. Ternyata ia masih jauh dari pencerahan apalagi merealisasi sunyata....