Belajar Meditasi - Part 4 : Meditasi Tidak Maju Maju Karena Mengosongkan Pikiran?

Apa beda mengosongkan pikiran dan pikiran diam? Dalam tata bahasa Indonesia, mengosongkan pikiran adalah "usaha" untuk membuat pikiran kosong. Pertanyaannya apakah pikiran bisa kosong? Pertanyaan ini harus dikorelasikan dengan pertanyaan, apa sebenarnya pikiran?

Pikiran adalah sistem kinerja dari otak manusia yang tugas utamanya adalah untuk bertahan hidup. Otak sendiri memiliki fungsi fungsi, diantaranya adalah sebagai memori atau penyimpan data. Lamanya penyimpanan tergantung dari emosi yang menyertai data yang disimpan. Semakin tinggi emosi, semakin lama memori tersimpan di otak. Fungsi kedua adalah fungsi analitis dimana otak akan mengolah data yang masuk dari panca indera, dikombinasikan dengan memori, untuk kemudian menghasilkan sebuah prediksi yang dinamakan juga dengan prasangka. Prasangka ini akan mengaktifkan hormon stress yang dinamakan  kortisol. Hormon ini adalah hormon untuk bertahan hidup. Ketika hormon ini aktif, akan muncul emosi yang pada dasarnya adalah alarm bagi sistem bertahan hidup yang dimulai dengan detak jantung menjadi kencang untuk memompa darah ke arah organ tubuh yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Ini terkait dengan fungsi ketiga otak yang berfungsi sebagai pusat komando motorik tubuh. Semua sistem ini dikendalikan oleh otak secara otomatis. Pada dasarnya, pikiran sendiri adalah sistem analitis otak yang memungkinkan kita mengantisipasi segala hal sebagai cara tubuh manusia kita bertahan hidup. Yang namanya sistem tentulah tidak bisa dipecah pecah. Pikiran adalah satu kesatuan sistem kerja.

Pertanyaannya jika semua otomatis, lalu apakah pikiran bisa dikosongkan? Tentu saja tidak. Usaha untuk mengosongkan pikiran, adalah produk pikiran juga. Artinya segala usaha untuk mengosongkan pikiran akan sia sia karena pikiran akan terus bekerja secara otomatis. Sementara pikiran diam adalah kondisi saat pikiran terus bekerja, namun tidak mempengaruhi kesejatian kita. Ia hanya lewat saja seperti awan awan putih yang terus bergerak tanpa mempengaruhi langi biru di belakangnya. Salah satu metode agar pikiran diam yang diajarkan guru saya adalah dengan memberikan pikiran pekerjaan. Salah satu pekerjaannya adalah mengamati objek meditasi seperti nafas. Mengapa nafas?

Nafas adalah salah satu diantara sejumlah sistem kerja tubuh yang dikendalikan syaraf otonom. Artinya sistem nafas berada di luar sistem pikiran atau tidak dikendalikan oleh pikiran. Nafas dan detak jantung terkait dengan kinerja otak sebagai pusat komando, namun tidak diperintahkan oleh pikiran. Ia tetap bekerja walau sistem pikiran tidak ada. Pikiran hanya mempengaruhi kinerjanya saja. Nafas dan jantung akan terus bekerja selama tidak ada sistem tubuh yang rusak. Ibarat sebuah motor, mesin akan menyala walau gas tidak kita putar. Sama dengan pikiran. Ia hanya mempengaruhi sebarapa kencang tubuh anda "berlari", bukan hidup dan mati tubuh anda. Pikiran hanya mempengaruhi seberapa tinggi kecepatan yang kita inginkan sehingga kita bisa memutar gas sesuai kebutuhan. Ibaratnya, jika seumpama pikiran kita buang, tubuh akan tetap hidup dengan setelan pabrikan atau netral seperti awal saat motor keluar pabrik.

Untuk menetralkan ke setelan pabrik, apakah gas perlu kita buang? Tentu saja tidak. Gas tetap ada, namun tidak kita gunakan. Maka agar pikiran menjadi diam, caranya bukan mengosongkan pikiran, namun anda perlu masuk ke setelan pabrikan tadi. Beri pikiran pekerjaan untuk mengamati nafas. Mengamati "bukan konsentrasi", melainkan merasakan atau mengetahui dengan sadar. Dengan terus menerus mengamati nafas atau detak jantung, maka pikiran tidak akan sempat melakukan analisis analisis terhadap data. Hal ini akan membuat gas menurun atau kalau dalam tubuh disebut gelombang otak akan bergeser dari beta, menjadi alpha dan kemudian theta. Pada saat gelombang otak sampai kepada gelombang theta atau meditasi mendalam, maka saat itulah pikiran diam. Motor anda atau tubuh anda tetap hidup, namun dia tidak kemana mana dengan setelan gas netral. Tubuh tetap hidup namun gas netral. Artinya anda tidak perlu mematikan mesin untuk mendapatkan gas netral.

Saat otak berada di gelombang theta, maka otomatis anda akan bergabung dengan syaraf otonom yang mana adalah syaraf syaraf sistem kehidupan yang tidak dikendalikan pikiran agar tetap bekerja. Pada saat inilah anda akan berada dalam kondisi netral, bergabung dalam arus energi alam semesta. Pikiran akan benar benar diam tanpa perlu didiamkan atau dikosongkan. Anda adalah alam semesta dan alam semesta adalah anda. Anda akan bergabung dalam arus besar kesatuan kehidupan alam semesta yang sistematis di luar kendali anda. Tidak ada lagi saya atau anda. Semua menjadi satu kesatuan tanpa batas.

Seperti juga tulisan tulisan saya yang lain, saya selalu mengingatkan agar JANGAN PERCAYA dengan tulisan ini. Selidikilah kebenaran atau bahkan salahnya dengan menyelidikinya ke dalam diri anda sendiri. Anda akan menemukan kebenaran bukan dengan membaca tulisan ini, melainkan dengan MENYELAMI DIRI ANDA SENDIRI..