Prasangka

Baik buruk pandangan orang terhadap diri kita adalah akibat baik buruknya pandangan diri kita sendiri. Semua berawal dari prasangka, hasil dari pikiran yang menebak-nebak dan menganalisa. Namun emosi kita seringkali terpicu akibat prasangka kita sendiri, yang lucunya, adalah sebenarnya pikiran kita sendiri.

Namun bagaimana jika prasangka itu kemudian benar?Jika prasangka itu ternyata benar, maka pikiran akan memunculkan prasangka prasangka lainnya, karena itulah tugas pikiran. Prasangka adalah hasil analisa pikiran dari data data berupa memori atau ingatan semua emosi dan peristiwa yang mengendap di otak manusia. Jika sudah sekian tahun atau belasan tahun dan memori itu masih mengendap di otak anda, bisa dipastikan peristiwa itu mengandung emosi besar yang anda bentuk waktu itu. Rekaman atau memori itulah yang menjadi bahan bagi otak untuk membuat prasangka. Jadi prasangka bukan bisikan setan atau iblis ya...

Lalu jika prasangka itu benar, apa masalahnya? Sama juga ketika prasangka itu salah. Apa masalahnya? Banyak orang yang sebenarnya hanya ingin 'pembenaran' ketika prasangka itu benar atau salah. Ketika prasangka itu benar maka seseorang akan mengatakan, "Nah iya kan...benar...saya sudah menduga...". Hal ini diikuti dengan emosi tambahan yang muncul dan tertimbun bersama emosi emosi masa lalu yang tersimpan. Namun jika prasangka salah, anda pun masih berusaha mempertahankan prasangka yang telah bercampur dengan ego anda.

Jadi tidak ada yang salah dengan prasangka karena ia adalah buah dari tugas pikiran yang terus melakukan analisa. Prasangka adalah perangkat atau instrumen kehidupan tubuh manusia kita. Namun ketika topik pembicaraan anda mengenai kedamaian dan kesejatian diri, lagi lagi anda tidak perlu berusaha melenyapkan prasangka, karena prasangka dan analisa analisa itulah yang akan selalu membuat anda waspada dan itu adalah mode bertahan hidup. Namun ketika anda masih memiliki mode bertahan hidup, artinya ego anda masih anda pelihara. Mereka yang masih berada di mode bertahan hidup adalah mereka yang masih jauh dari kata damai. Damai adalah berdamai dengan apapun termasuk prasangka, dan ketika prasangka itu benar atau salah di kehidupan anda. Anda cukup hanya menyadari, menjadi pengamat, dan mengenali prasangka, serta momen ketika prasangka itu terbukti benar atau salah. Ketika anda melampaui prasangka, dan benar salahnya prasangka, maka anda tidak lagi menyatu dengan prasangka tersebut dan dapat mengabaikan prasangka. Anda akan melihat jika ternyata prasangka ibarat kotoran pada kaca jendela dan menghalangi kejernihan anda untuk memandang objek di balik kaca jendela itu..