Praktek Law of Attraction Selalu Gagal?

Apa yang mengubah nasib anda? Mengapa banyak orang yang gagal mempraktekkan Law of Attraction?

Pertanyaan ini pasti relate dengan apa yang anda lakukan. Anda sudah berusaha mati-matian mengubah nasib anda, namun hasilnya justru sebaliknya. Nasib anda tidak berubah, bahkan lebih buruk dan jauh dari harapan anda. Hal ini berlaku juga bagi anda praktisi Law of Attraction. Anda sudah melakukan afirmasi secara detail, namun apa yang afirmasikan dan realitas yang anda jalani sungguh berbeda dan tak kunjung terwujud.

Perlu anda ingat, bahwa apa yang anda afirmasikan pastilah sesuatu yang baik, menguntungkan, dan anda sukai ingin anda wujudkan dalam realitas kehidupan anda. Artinya semua masih ada di masa depan dan belum nyata. Artinya juga semua masih berbentuk energi. Dalam penelitian ilmiah, partikel pembentuk materi tidak berwujud, atau katakanlah masih berbentuk elektron yang tak berwujud. Ia baru akan berwujud saat kita mengalokasikan perhatian kepada elektron tersebut. Elektron akan muncul ketika ada perhatian, dan sebaliknya akan hilang ketika perhatian kita pun hilang. Ia akan mewujud sesuai kondisi pikiran dan emosi kita. Artinya energi akan membentuk diri tidak hanya berupa hal-hal positif saja, melainkan juga hal-hal negatif. Ketika anda mengafirmasikan sesuatu, tentulah apa yang anda afirmasikan tersebut adalah hal-hal positif bagi kehidupan anda. Kekayaan, kesuksesan, kesehatan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Namun banyak yang lupa, bahwa kekayaan, kesuksesan, kesehatan, dan lain lain memiliki getaran yang sangat tinggi. Berbeda dengan frustasi, kegagalan, ketidakyakinan, dan lain sebagainya yang berada dalam getaran rendah. Jika anda mengafirmasikan kekayaan misalnya, harusnya kekayaan tersebut akan membuat anda bahagia, merasa sukses, yakin, dan optimis. Ingat, nasib anda adalah apa yang anda pancarkan, bukan apa yang anda inginkan. Jika anda ingin kekayaan, anda harus memancarkan frekuensi kekayaan. Dalam bahasa energi, energi meminta anda untuk 'menjadi' terlebih dahulu, baru ia akan 'melakukan'. Banyak praktisi Law of Attraction gagal mewujudkan afirmasinya karena ia 'doing something' atau melakukan sesuatu, dibanding 'become the energy' atau menjadi energi itu sendiri. Jika diterjemahkan dalam praktek, seseorang yang 'doing something' terlebih dahulu selalu berpikir 'ia akan menjadi bahagia jika...', atau 'aku harus menghasilkan banyak uang karena aku kekurangan materi'. Berbeda dengan 'become the energy', dimana seseorang akan menjadi kaya jika ia saat ini memancarkan frekuensi kaya. Kaya adalah keberlimpahan, bukan kekurangan. Anda tidak perlu alasan apapun untuk menjadi kaya. Artinya anda saat itu menjadi kaya dan memancarkan energi kaya. Ketika anda saat ini merasa berkelimpahan, maka anda menjadi energi kaya itu sendiri. Saat anda menjadi energi kaya, maka kaya yang tadinya masih berupa energi akan mendapat perhatian yang selaras frekuensinya, sehingga kaya akan menjadi wujud realitas. 

Berbeda ketika seseorang yang ingin kaya, namun pikiran bawah sadar dan emosinya, justru memancarkan frekuensi yang tidak selaras dengan energi kaya seperti merasa kekurangan, panik akan masa depan, terjepit kebutuhan, harus melakukan ini harus melakukan itu, mengeluh, dan lain sebagainya. Maka orang tersebut hanya menginginkan kekayaan, namun ia justru 'become the energy' atau menjadi energi miskin yang memiliki frekuensi sangat rendah. Apakah kekayaan akan mewujud?

Jadi energi ekuivalen dengan pikiran, rasa, dan emosi anda. Kekayaan justru akan datang ketika anda sudah merasa kaya. Tidak hanya kaya dalam pikiran dan keinginan anda saja. Frekuensi anda harus selaras dengan frekuensi energi yang ingin anda wujudkan. Inilah kunci mengapa Law of Attraction anda bekerja atau tidak bekerja. Semua harus dilatih. Jika anda ingin kaya, berlatihlah untuk mensyukuri apa yang anda miliki dan jalani saat ini, bukan nanti. Berlatihlah menjadi kaya, maka kekayaan akan mewujud ke dalam kehidupan anda.